Anggota KKN Sepakat

Anggota KKN Sepakat

Rabu, 24 September 2014

Kesan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Ciseeng (Part 1)





 

Annisa 'Iqlima Prativi 


Kuliah kerja nyata atau KKN merupakan suatu kegiatan pengabdian mahasiswa terhadap satu desa yang dianggap perlu ditingkatkan kualitas sumber daya manusia, sumber daya alam dan fasilitas publiknya. Kegiatan KKN ini berlangsung selama 1 bulan. KKN pula menjadi salah satu syarat penting untuk mahasiswa tingkat akhir sebagai syarat membuat skripsi.
Kesan setelah berlangsungnya KKN selama 1 bulan, membuat saya pribadi menjadi lebih terbuka terhadap satu sama lain. Rasa kepedulian yang tinggi pun tercipta dengan sendirinya. KKN selama 1 bulan mengajarkan banyak hal yang tidak bisa di dapat dikehidupan yang saya jalani sebelumnya. Mulai dari kebersamaan yang dibangun oleh setiap anggota KKN membuat rasa kekeluargaan semakin erat walaupun masalah dari pihak intern banyak terjadi tetapi tetap membuat kelompok kami semakin solid dan saling mengerti satu sama lain.
Di dalam masa KKN selama 1 bulan banyak hikmah pula yang dapat di ambil. Seperti kita harus selalu bersyukur dengan keadaan yang telah kita dapat karena, di tempat kami KKN masih banyak warga yang hidupnya dibawah garis kemiskinan. Mungkin karena faktor pendidikan yang tidak tinggi, sehingga pekerjaan dan gaji yang di dapat pun sangat minim  untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Sempat terjadi obrolan kecil dengan masyarakat di susun malang nengah menyoal latar belakang keluarganya masing-masing, kami cukup prihatin karena kebanyakan  dari mereka berprofesi sebagai kuli. Entah itu kuli bangunan, kuli pabrik dan pembantu rumah tangga.
Namun ada pula yang berprofesi sebagai pedagang dan profesi lainnya, tetapi tetap saja profesi yang digeluti itu gajinya sangat minim jika untuk mencukupi 7 sampai 10 anggota keluarga. Banyak pula dari anak-anak yang masih belum bisa baca dan tulis. Agak miris memang kedengarannya. Bagaimana tidak seharusnya pendidikan adalah tombak awal untuk mencapai kesuksesan. Kaum ibu di dusun malang nengah masih tidak peduli dengan pendidikan anak-anaknya, mereka hanya berpikir anaknya hanya sekolah sampai tingkat sekolah dasar saja sudah cukup, tetapi untuk masa ini pendidikan hanya sampai sekolah dasar tidak cukup untuk bersaing dan mendapat pekerjaan yang layak.
Lalu, kami mengadakan semacam les tambahan bagi anak-anak kelas 4-6 sd. Banyak dari mereka yang merasa senang dan terbantu dalam program mengajar ini. Ibu-ibu setempat pun sangat mendukung adanya program ini karena anak mereka bisa mendapatkan ilmu tambahan yang insya Allah bermanfaat. Saya dan para anggota KKN sepakat sangat senang mengajari ilmu yang kita dapat kepada adik-adik disana, walaupun kita mengajar dengan segala keterbatasan ilmu yang ada.
 Kesan pertama yang kami dapat terkait tempat tinggal dan lingkungan hidup yang ada di dusun Malang nengah desa Ciseeng adalah sampah yang menumpuk di setiap sudut rumah. Tidak adanya lahan untuk tempat pembuangan sampah akhir pun menjadi masalah yang di hadapi warga dusun malang nengah. Sampah yang notabene merupakan sumber penyakit setiap harinya menumpuk dan menjadi pemandangan yang biasa di sekitar dusun malang nengah. Kepedulian warga terhadap kebersihan terlebih soal sampah sangat minim, mereka hanya tau memakai dan menggunakan bekas bungkus makanan dan lalu membuangnya ke sembarang tempat. Dari pihak aparat desa pun sudah menghimbau menyoal sampah yang dibuang sembarang dan sempat menyediakan lahan untuk membakar sampah.
 Kami sebagai mahasiswa KKN yang punya rasa kepedulian yang tinggi dalam masalah kebersihan berinisiatif membuat tempat sampah yang nantinya akan di bagi menjadi 2 jenis, yaitu sampah organik dan non organik. Kami membedakan warna tong dengan warna kuning dan biru. Kuning untuk sampah organik dan biru untuk sampah non organik.
Dalam penananman tempat sampah memakan waktu selama 2 hari. Hari pertama di awali dengan kerja bakti di pagi hari, tetapi warga yang datang amatlah sedikit dan pak lurah membantu untuk kegiatan kerja bakti ini, padahal sebelumnya kami telah mensosialisasikan masalah kerja bakti dan penanaman  tempat sampah organik dan non organik. Kerja bakti dimulai dengan membersihkan lapangan yang menjadi lahan tempat pembuangan sampah terakhir oleh warga. Cukup lama waktu yang dibutuhkan oleh kami untuk membersihkan lapangan.
Penanaman tempat sampah dibantu oleh aparat desa meliputi rt dan rw. Esok harinya penanaman tempat sampah di kerjakan oleh mahasiswa laki-laki dan selesai pada waktu sore hari. Kita menganjurkan warga untuk membuang sampah di tempat yang telah kami sediakan. Warga sangat senang dengan diadakannya tempat sampah organik dan non arganik ini karena dapat membuang sampah dengan jenis yang berbeda.
Masalah sampah telah menemukan solusinya, kemudian kami mendapat informasi pada waktu acara pembukaan KKN di dusun malang nengah. Bahwa, dusun malang nengah yang menjadi tempat kami mengabdi selama satu bulan, adalah langganan korban demam berdarah. Karena lingkungan yang kotor dan jarang di lakukan kerja bakti bersama oleh karenanya nyamuk aedes aegypti banyak bersarang di rumah-rumah yang kotor dan banyak genangan airnya. Dari kasus tersebut pak Dr.Alfitra, S.H, M.Hum selaku dosen pembimbing KKN kami mengusulkan untuk mengadakan fogging, demi mengurangi angka korban demam berdarah.
Setelah melakukan diskusi dan rapat kecil dengan seluruh anggota KKN akhirnya kami memutuskan untuk melakukan kegiatan fogging serta penyuluhan atau sosialisasi bahaya demam berdarah dengan mengundang narasumber dari puskemas sebagai pembicara. Penyuluhan dilakukan sekaligus dengan kegiatan abatisasi(pembagian bubuk obat abate pencegah jentik nyamuk).
Proses kegiatan fogging dibantu pula oleh aparat desa meliputi rt rw dalam pelaksanaannya. Kepala desa sendiri kurang ikut andil dalam kegiatan yang kami buat. Mungkin terkendala kesibukan beliau sebagi kepala desa ciseeng, dan kami pun memakluminya.
KKN merupakan ajang melatih diri untuk mandiri dan berbaur dengan lingkungan yang kita abdikan. Banyak pelajaran berharga yang tidak bisa dibayar dengan materi. Pengalaman KKN ini akan selalu menjadi kenangan tersendiri untuk saya ceritakan kepada anak cucu nanti. Semoga apa yang telah kelompok KKN kami lakukan selama 1 bulan mengabdi di dusun malang nengah desa ciseeng menjadi barokah dan mendapatkan bermanfaat bagi warga desa.

Pesan :
·      Selalu lakukan kerjabakti setidaknya seminggu sekali guna mendapatkan lingkungan yang bersih dan sehat agar terhindar dari segala macam penyakit khususnya demam berdarah
·      Aktifkan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk(psn) dalam rangka peduli lingkungan
·      Tingkat rasa kepedulian pada lingkungan
·      Tingkatkan rasa asas gotong royong


Chandra Raenaldi 

Mengabdi selama satu bulan di desa Ciseeng nampaknya memberikan pengalaman berharga tersendiri bagi saya.  Saat pertama menginjakkan kaki di desa ini, hal pertama yang terlintas dalam benak saya adalah “Apa yang akan saya lakukan, saya alami, dan saya bagi bersama masyarakat di desa ini?”. Ya, pertanyaan biasa yang sering muncul dalam benak seseorang yang memasuki dunia baru.
Awalnya, sebelum kuliah kerja nyata dimulai, saya sebagai mahasiswa jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis merasa kurang nyaman untuk mengabdikan ilmu yang saya dapat di bangku kuliah untuk di terapkan di desa. Banyak anggapan dari saya maupun teman-teman satu jurusan bahwa kuliah kerja nyata ini tidak memberikan kontribusi yang besar bagi kami di masa yang akan datang. Memang tidak secara langsung memberikan dampak, tetapi ternyata kegiatan kuliah kerja nyata ini mengajarkan sesuatu yang tidak diajarkan selama saya duduk di bangku kuliah, bekerja sama dan bekerja dengan ikhlas.
Saya mempunyai 16 teman yang hidup bersama saya selama satu bulan di desa antah berantah yang baru saya kenal, Ciseeng. Mereka adalah teman, keluarga, orang teraniaya, teman bully-an, hingga tempat meminta makanan. Mereka yang mengisi hari-hari saya, setidaknya membuat hari saya tidak terasa kosong dengan ketiadaan keluarga, teman dekat, dan teman seperjuangan di kampus.
Melakukan kuliah kerja nyata di desa Ciseeng ini memberikan banyak kesan yang menyenangkan. Tidak hanya rasa kebersamaan antar anggota dan serunya beradaptasi dengan lingkungan yang baru, tetapi berinteraksi dengan masyarakat sebagai mahasiswa yang melakukan pengabdian merupakan suatu kenangan tersendiri.  Suatu pengalaman yang luar biasa bagi saya, takkan terbalas dengan apapun, proses kedewasaan diri, membuka mata dan hati, serta tali kekeluargaan akan terus terpatri menjadi bekal diri menjadi insan yang jauh lebih baik.
Banyak pelajaran yang saya dapat dari pengabdian ini. Syukur Alhamdulillah bisa bertemu orang-orang baru dengan berbagai karakter yang berbeda dan teman-teman KKN yang saling mendukung satu sama lain. Dengan adanya KKN ini saya juga belajar makna toleransi, saling menghargai, hingga bersungguh-sungguh dalam menjalani tanggungjawab yang diberikan. Satu hal yang menjadi perhatian saya ketika menjalani pengabdian di desa ini, yaitu dibutuhkannya keikhlasan dalam melakukan sesuatu, misalnya mengajar anak-anak dan kerja bakti di hari minggu, kedua hal yang tidak pernah saya lakukan di desa sendiri.
Halangan dan masalah yang terjadi selama satu bulan tidak membuat kelompok kami menjadi terpecah. Kebersamaan antar anggota yang solid membuat semua masalah yang terjadi mampu diselesaikan secara kekeluargaan. Ya, banyak kejadian lucu dan seru selama satu bulan kami menjalankan KKN yang membuat rasa kekeluargaan kami semakin erat. Saling bully satu sama lain, makan bersama sambil bergosip, hingga meledek ketua kelompok kami yang berhasil menggaet gadis desa telah menjadi rutinitas kami sehari hari. Lucu memang, hanya dalam waktu beberapa minggu ketua kelompok kami menemukan cintanya di desa ini, seorang gadis desa anak ketua RT setempat.
Tiga puluh dua hari pengabdian yang kami lakukan, semoga mendatangkan suatu manfaat bagi masyarakat desa Ciseeng, sekecil apapun itu. Walaupun kontribusi yang kami berikan saya anggap kurang cukup dengan keterbatasan waktu yang ada, saya harap semua pelayanan dan pemberdayaan yang kami berikan berdampak positif bagi kehidupan warga desa Ciseeng.
Finally, Kuliah Kerja Nyata (KKN) ini memberikan kesempatan bagi kami, mahasiswa yang skripsi saja belum mengerjakan (apalagi sarjana), untuk merefleksikan kehidupan. Bahwa pada akhirnya, ilmu pengetahuan haruslah bermuara pada perbaikan kondisi masyarakat. Tanpa hal itu, kami hanya akan menjadi menara gading di tengah masyarakat. Menjulang tinggi (dengan ilmu pengetahuan), namun tak berarti (untuk sekitar). Syukur Alhamdulillah kepada Allah atas kesempatan pengabdian yang menyenangkan ini. Wassalam.


 Almira Rahmawati 


Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah bentuk kegiatan pengabdian kepada masyarakat oleh mahasiswa dengan pendekatan lintas keilmuan dan sektoral pada waktu dan daerah tertentu. Pelaksanaan kegiatan KKN biasanya berlangsung antara satu sampai dua bulan dan bertempat di daerah setingkat desa.
Dalam penerapan KKN selama kurun waktu sebulan, kami ditempatkan di desa Ciseeng, kota Bogor. Kecamatan Ciseeng dahulu merupakan sebuah Kemantren Putat Nutug Tahun 1986, dan secara definitif ditetapkan menjadi Kecamatan Ciseeng pada tahun 2001 setelah mendapat masukan dari para tokoh masyarakat. Pemilihan nama Ciseeng sebagai nama kecamatan karena menurut para tokoh masyarakat, bahwa nama Ciseeng lebih dikenal masyarakat luas dibandingkan dengan Putat Nutug. Pada saat itu telah ada pula rute transportasi angkutan umum dengan rute Ciseeng-Lebak Bulus, sehingga para tokoh bersepakat untuk menggunakan nama Ciseeng sebagai nama Kecamatan.
KKN yang diselenggarakan oleh LPM Kampus UIN Syarif Hidayatullah merupakan ajang bagi mahasiswa untuk hidup berbaur dan berbagi ilmu pengetahuan di masyarakat, selain itu di dalam KKN yang beranggotakan sekitar 15 orang kami bisa mengetahui sifat dan karakter teman-teman yang lain. Kesan pertama saya selama tinggal di desa Ciseeng, tidak banyak yang istimewa, antusias warga yang kurang dan tergolong individualis menjadi hambatan kami untuk bisa berbaur dengan mereka, tetapi semakin lama kami tinggal di desa tersebut, warga desa semakin mengerti arti kedatangan kami adalah misi dari lembaga permasyarakatan untuk mejalankan tugas sosial sebagai seorang mahasiswa.
Saya beranggapan ini bagian dari proses penyesuaian antara waktu, jarak, dan energi yang akan dilalu selama 30 hari kedepannya. Dalam Prosesnya menurut saya harus ada beberapa aspek penting yang di perhatikan dalam menjalankan kegiatan KKN ini yaitu, Pertama, sebagai wahana pembelajaran bagi para mahasiswa (peserta KKN) untuk mengaplikasikan berbagai teori yang diperolehnya selama dalam perkuliahan, sesuai dengan disiplin ilmunya masing-masing.Kedua, KKN dapat memberikan nilai tambah dalam rangka meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat. Ketiga, KKN merupakan media untuk membangun kemitraan antara lembaga perguruan tinggi yang bersangkutan dengan masyarakat, termasuk di dalamnya sebagai upaya untuk membangun citra sekaligus dapat dijadikan sebagai ajang promosi perguruan tinggi yang bersangkutan. Ada beberapa hal yang kami lakukan agar KKN kami berlangsung secara sukses, yaitu :
1.          Pendekatan Sosial
Upaya kami untuk dapat mengintegrasikan diri (meleburkan diri) ke dalam berbagai kegiatan masyarakat agar dapat diterima dan berperan-serta dalam berbagai kegiatan masyarakat di tempat KKN.
2.         Interaksi Sosial Dalam KKN
Dalam berinteraksi dengan masyarakat, kami seyogyanya dapat membaca dan memahami sikap masyarakat terhadap kegiatan KKN. Di dalam masyarakat sangat mungkin ditemukan sikap terhadap kegiatan KKN yang beragam (termasuk sikap terhadap peserta KKN), ada yang cenderung positif, acuh tak acuh atau bahkan negatif.
Selanjutnya, Pesan saya untuk warga desa Ciseeng yaitu untuk memperhatikan lingkungan sekitar terutama masalah SAMPAH yang dari dulu permasalahan ini sulit di atasi. Saran saya, jika ingin hidup keluarga sehat, maka mulailah dari gaya hidup yang sehat, dan jangan   terlalu terpaku oleh pemerintahan setempat. Mulailah inisiatif untuk menjaga dan melakukan pola hidup yang sehat. Satu lagi saran saya untuk pemerintahan desa setempat, untuk memperhatikan permasalahan rakyat. Saya rasa banyak sekali keluhan warga yang belum sempat terapresiasi oleh pemerintahan disana, program-program yang saya lihat didesa pun lebih banyakanya diselenggarakan secara non-pemerintahan (tidak ada ikut canpur tangan pemerintah) kecuali aparat desa setempat seperti RT / RW. Program-program kecil tersebut seperti fogging, lomba 17-agustus, dll. Saya rasa walaupun hanya hal kecil , tapi setidaknya hal kecil tersebut dapat bermanfaat bagi warga jika pemerintah (kepala desa dll) ikut turut serta di dalamnya.  
  Terdapat banyak sekali hikmah yang dapat di ambil selama pelaksanaan KKN. bagaimana berbagi kepada masyarakat kecil, menghargai, bersosialisasi langsung mengenai masalah masyarakat setempat, dan mendapatkan teman baru. Sebagai orang yang baru pertama kali merasakan tinggal di desa tanpa orang tua , hal ini akan saya jadikan pengalaman hidup yang tidak akan pernah saya lupakan, tentang bagaimana merasakan susah dan senangnya berada di desa Ciseeng. Saya juga berharap bahwa apa yang telah kami sumbangsihkan kepada desa setidaknya kelak akan bermanfaat dan dapat menjadi nilai acuan bagi kelompok KKN dari universitas manapun khususnya bagi universitas UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.


 
Ati Puspita 


Syukur alhamdulillah dengan diadakannya Kuliah Kerja Nyata (KKN) oleh Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta jelang akhir tahun 2014 ini membuat saya semakin merasakan bahwa mengabdi dan menjadikan diri sebagai seorang manusia yang bermanfaat untuk sesame, tidaklah semudah dengan bagaimana kami selaku mahasiswa belajar teori di kelas sehari-hari. Pada  praktiknya di lapangan sungguh memang tidak sedikit hambatan yang kami khususnya saya pribadi lalui dan rasakan terkait banyak hal, baik dalam hal intern kelompok maupun ekstern kelompok. 
Dalam intern kelompok banyak sekali perbedaan yang nampak nyata baik dari hal karakter, sifat, sikap permasing-masing individunya. Pada awalnya memang saya ‘kaget’ karena banyak juga kebiasaan dari teman-teman yang lain yang berbeda dengan keseharian saya, hal ini menuntut saya untuk menemukan jalan keluar untuk permasalahan itu, karena saya pikir baru saja awal KKN masih jauh waktunya sampai sebulan untuk bersama teman-teman saya yang dimaksud itu.
Merubah sikap seseorang untuk menjadi seperti apa yang kita kehendaki, saya kira memang tidak mungkin hanya dalam waktu satu bulan bersama, disini saya mencoba untuk menghadapi dia dengan karakternya yang tanda kutip dengan sebuah pengertian dan menyampaikan teguran perlahan, karena saya pikir mungkin saja saya tidak lebih baik dari dia yang seperti itu. 
Saya selalu mencoba introspeksi diri sendiri, untuk tidak selalu menyalahkan dia. Walau pada faktanya ternyata yang merasakan hal ini tidak hanya saya seorang tapi hampir semua anggota kelompok pun juga rasakan. Tapi itulah manusia, berbeda-beda, unik. Buntunya, pikiran kita pasti mengatakan “semua ada hikmahnya”, dan saya pun sangat yakin pasti ada sesuatu yang Tuhan sisipkan pesan untuk saya dengan cara mengenalkan saya dengannya, setidaknya itulah yang akan saya ambil pembelajarannya untuk orang-orang yang saya sayangi, agar tidak seperti itu. 
Saya ucapkan terima kasih karena dengan mengenal dia juga jadi menambah pengalaman saya dalam bergaul dan menghadapi tipikal manusia, karena dia juga saya bisa menambah kesan di kelompok ini. “Kamu  dan kekamuanmu itu banyak memberi arti, dan teruslah menjadi lebih pribadi yang lebih baik di masa-masa berikutnya.” Aamiin. 
Sementara apa yang terjadi di ekstern kelompok saya, tidak kalah membuat saya gemercik resah, karena kelompok saya mayoritas merasakan ketar-ketir perjuangan untuk melaksanakan per-program-kerjanya. Tapi saya sadar apa yang dipikirkan dan ingin dituangkan dalam kelompok masih banyak yang perlu diperbaiki, karena dalam hal ini kami bekerja sama, bukan kerja individu. 
Teman saya juga macam-macam, ada yang harus digertak dulu baru kerja. Ada yang sudah inisiatif sendiri untuk mengerjakan, ada yang kerja sendiri tanpa konfirmasi, ada yang selalu semangat ikut perproker yang dijalankan, dan macam-macam lainnya. Karena itulah sedikit banyaknya selama satu bulan itu saya lebih tau mendalam bagaimana dan siapa yang saya hadapi dalam kelompok. Di kemudian hari mudah-mudahan harap saya. Kami selalu kompak dan bisa memperbaiki satu sama lainnya, dengan penuh semangat kekeluargaan. 
Ya begitulah, dengan berbagai hal yang terjadi di kelompok KKN saya, tentunya hal ini menambah berharga dan menambah kesan untuk saya sendiri. KKN banyak mengajarkan pendewasaan diri, penyikapan permasalahan secara bijaksana dan  juga belajar untuk membangun birokrasi yang santun dan melebur pada masyarakat desa dengan segala adat budaya 'kearifan lokalnya' yang patut dihargai tinggi. 
Terlebih saya pribadi sangat bersyukur untuk masyarakat desa di seluruh lini yang telah membuka tangan selebar-lebarnya akan kehadiran kami ini, yang sebenarnya tidak membantu banyak untuk kesejahteraan warga di sana. 
Dengan penuh kerendahan hati, saya dan teman-teman hanya melaksanakan tugas yang diamanahi untuk berbakti dan mengamalkan ilmu, kemudian mencoba menyampaikannya kepada warga dengan seluruh potensi yang kami miliki, sebagaimana adanya. 
Akhir dari uraian kata-kata tak bermakna ini, Alhamdulillah, Alhamdulillah, alhamdulillah, KKN ini telah memberi saya pembelajaran tentang mental dan praktik akademik yang lebih mendalam. Semoga UIN Jakarta di kemudian hari dapat terus mengembangkan program ini dengan baik dan bermanfaat. 
Wassalamu’alaikum wr. wb. 

 
Ilfi Auliani


Hal pertama yang saya ingin sampaikan ketika pelaksanaan KKN ini telah saya jalani yaitu ucapan syukur karena seluruh program kerja telah terlaksana dengan cukup baik. Tidak hanya bermodalkan pengetahuan akademik yang saya dapatkan di kampus yang diterapkan disini, namun juga pengetahuan-pengetahuan hidup kita sehari-hari. Disini saya terjun langsung di sebuah lingkungan baru dan berhadapan dengan orang-orang yang baru pula.
Pelaksanaan KKN ini sangat berkesan menurut saya pribadi, membuat saya belajar banyak hal. Saya mendapatkan pelajaran tentang kebersamaan, kekeluargaan, kekompakan dan solidaritas. Saya juga belajar untuk bersosialisasi, bagaimana bekerja dalam tim, belajar bertanggung jawab dalam suatu hal, belajar masak, belajar untuk menjadi lebih dewasa dan masih banyak hal lainnya yang saya pelayari. Saya juga mendapakan pengalaman baru yang sangat berharga dan teman-teman baru yang mengasyikkan.
Pada awalnya kegiatan KKN ini menjadi momok yang menakutkan bagi saya untuk saya jalani, rasa malas pun menyelimuti, tidak terbayang rasanya berada 1 bulan di daerah baru yang sebelumnya tidak pernah saya datangi, hidup dengan orang-orang baru, jauh dari orang tua, dan jauh dari kegiatan sehari-hari layaknya berada di rumah sendiri. Selain itu karena saya rasa, jurusan saya yaitu, akuntansi, tidak cocok untuk melakukan KKN, dan keinginan saya yang lebih ingin melakukan magang daripada KKN, menambah rasa malas ini. Namun, karena KKN ini merupakan satu-satunya pilihan sebagai mata kuliah di semester akhir ini, maka mau tidak mau saya mengambilnya. Namun, semakin hari rasa malas itu sedikit demi sedikit sirna, saya justru berfikir untuk semangat menjalaninya agar KKN ini tidak terasa seperti apa yang sebelumnya saya takuti.
Di kelompok KKN saya, saya bertugas menjadi sekretaris, pelajaran pertama yang saya dapat, yaitu mencoba untuk bertanggung jawab atas tugas yang telah dipercayakan pada saya, selain bertanggung jawab menjadi sekretaris, saya juga bertanggung jawab untuk program kerja “Penyuluhan Kesehatan Gigi”. Sebenarnya masih banyak tanggung jawab lainnya yang saya emban disini, namun kedua tanggung jawab menjadi sekretaris dan menjadi penanggung jawab program kerja “Penyuluhan Kesehatan Gigi” adalah dua tanggung jawab yang paling besar menurut saya.  
Mengetahui bahwa selama sebulan ini saya akan menjalani hidup sehari-hari saya ditempat baru, maka dibutuhkan adaptasi yang baik, karena saya juga hidup dengan teman-teman baru berjumlah 16 orang yang berbeda sifat dan perilakunya, yang dipastikan sulit untuk menyatukannya, dimana setiap orang memiliki egonya masing-masing. Disini pelajaran lainnya yang saya dapatkan yaitu kekompakan, kebersamaan, solidaritas dan kekeluargaan. Dimana semuanya berusaha untuk mengerti satu sama lain, mencoba untuk menahan ego masing-masing demi kepentingan bersama dan kelompok, serta membangun kekompakan dan solidaritas demi program-program kerja yang sukses dan berhasil. Untuk mengerti satu sama lain, disini saya belajar untuk memahami karakteristik masing-masing teman-teman saya. Ada banyak sekali karakteristik yang dimiliki, dimana masing-masing orang sangat berbeda karakteristiknya.
Dalam menjalankan setiap program kerja pun, salah satu yang harus kita lakukan adalah melakukan koordinasi dan sosialisasi. Dua hal ini merupakan hal penting dan utama dalam menjalankan program kerja yang ada. Koordinasi dengan pihak-pihak terkait seperti Kepala Desa, Ketua RW, Ketua RW, dan tokoh masyarakat yang ada di desa lainnya, dapat membantu dan mempermudah jalannya program kerja kita. Selain itu bersosialisasi dengan warga desa juga sangat diperlukan, untuk mendukung kelancaran program kerja kita agar sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya memenuhi target. Pelajaran lainnya pun saya dapatkan, yaitu pelajaran untuk berkoordinasi dan bersosialisasi dengan baik kepada setiap orang.
Senang rasanya dapat memberikan pelayanan dan pengabdian pada warga desa Ciseeng, tempat saya melakukan KKN. Warga-warga nya yang ramah dan baik, anak-anak yang masih penuh dengan semangat dan keceriaan, tokoh masyarakat dan pemerintah setempat yang banyak membantu, membuat saya cukup sedih untuk meninggalkan desa ini pada saat hari terakhir saya disini. Perasaan yang sangat berkebalikan dibandingkan perasaan awal saya tiba disini. Cukup banyak kenangan yang akan selalu berada di ingatan saya yang tidak akan saya lupakan.
Walaupun pelayanan dan pengabdian ini belum seberapa untuk mereka. Namun saya tetap berharap semoga apa yang telah saya dan kelompok saya lakukan di desa Ciseeng ini dapat memberikan manfaat yang banyak bagi warga desa, dan segala pemberian baik berupa layanan ataupun sarana yang saya dan kelompok saya berikan dapat dimanfaatkan, digunakan dan dipelihara dengan sebaik mungkin oleh warga desa. Selain itu untuk tim kelompok KKN selanjutnya yang akan melakukan KKN di desa Ciseeng ini, semoga dapat melanjutkan dan mengembangkan apa yang telah kami berikan untuk desa Ciseeng. Sekian dan Terimakasih.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar