Annisa 'Iqlima Prativi
Kuliah
kerja nyata atau KKN merupakan suatu kegiatan pengabdian mahasiswa terhadap
satu desa yang dianggap perlu ditingkatkan kualitas sumber daya manusia, sumber
daya alam dan fasilitas publiknya. Kegiatan KKN ini berlangsung selama 1 bulan.
KKN pula menjadi salah satu syarat penting untuk mahasiswa tingkat akhir
sebagai syarat membuat skripsi.
Kesan
setelah berlangsungnya KKN selama 1 bulan, membuat saya pribadi menjadi lebih
terbuka terhadap satu sama lain. Rasa kepedulian yang tinggi pun tercipta
dengan sendirinya. KKN selama 1 bulan mengajarkan banyak hal yang tidak bisa di
dapat dikehidupan yang saya jalani sebelumnya. Mulai dari kebersamaan yang
dibangun oleh setiap anggota KKN membuat rasa kekeluargaan semakin erat
walaupun masalah dari pihak intern banyak terjadi tetapi tetap membuat kelompok
kami semakin solid dan saling mengerti satu sama lain.
Di
dalam masa KKN selama 1 bulan banyak hikmah pula yang dapat di ambil. Seperti
kita harus selalu bersyukur dengan keadaan yang telah kita dapat karena, di
tempat kami KKN masih banyak warga yang hidupnya dibawah garis kemiskinan.
Mungkin karena faktor pendidikan yang tidak tinggi, sehingga pekerjaan dan gaji
yang di dapat pun sangat minim untuk
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Sempat terjadi obrolan kecil dengan
masyarakat di susun malang nengah menyoal latar belakang keluarganya
masing-masing, kami cukup prihatin karena kebanyakan dari mereka berprofesi sebagai kuli. Entah
itu kuli bangunan, kuli pabrik dan pembantu rumah tangga.
Namun
ada pula yang berprofesi sebagai pedagang dan profesi lainnya, tetapi tetap
saja profesi yang digeluti itu gajinya sangat minim jika untuk mencukupi 7
sampai 10 anggota keluarga. Banyak pula dari anak-anak yang masih belum bisa
baca dan tulis. Agak miris memang kedengarannya. Bagaimana tidak seharusnya
pendidikan adalah tombak awal untuk mencapai kesuksesan. Kaum ibu di dusun
malang nengah masih tidak peduli dengan pendidikan anak-anaknya, mereka hanya
berpikir anaknya hanya sekolah sampai tingkat sekolah dasar saja sudah cukup,
tetapi untuk masa ini pendidikan hanya sampai sekolah dasar tidak cukup untuk
bersaing dan mendapat pekerjaan yang layak.
Lalu,
kami mengadakan semacam les tambahan bagi anak-anak kelas 4-6 sd. Banyak dari
mereka yang merasa senang dan terbantu dalam program mengajar ini. Ibu-ibu
setempat pun sangat mendukung adanya program ini karena anak mereka bisa
mendapatkan ilmu tambahan yang insya Allah bermanfaat. Saya dan para anggota KKN
sepakat sangat senang mengajari ilmu yang kita dapat kepada adik-adik disana,
walaupun kita mengajar dengan segala keterbatasan ilmu yang ada.
Kesan pertama yang kami dapat terkait tempat
tinggal dan lingkungan hidup yang ada di dusun Malang nengah desa Ciseeng
adalah sampah yang menumpuk di setiap sudut rumah. Tidak adanya lahan untuk
tempat pembuangan sampah akhir pun menjadi masalah yang di hadapi warga dusun
malang nengah. Sampah yang notabene merupakan sumber penyakit setiap harinya
menumpuk dan menjadi pemandangan yang biasa di sekitar dusun malang nengah.
Kepedulian warga terhadap kebersihan terlebih soal sampah sangat minim, mereka
hanya tau memakai dan menggunakan bekas bungkus makanan dan lalu membuangnya ke
sembarang tempat. Dari pihak aparat desa pun sudah menghimbau menyoal sampah
yang dibuang sembarang dan sempat menyediakan lahan untuk membakar sampah.
Kami sebagai mahasiswa KKN yang punya rasa
kepedulian yang tinggi dalam masalah kebersihan berinisiatif membuat tempat
sampah yang nantinya akan di bagi menjadi 2 jenis, yaitu sampah organik dan non
organik. Kami membedakan warna tong dengan warna kuning dan biru. Kuning untuk
sampah organik dan biru untuk sampah non organik.
Dalam
penananman tempat sampah memakan waktu selama 2 hari. Hari pertama di awali
dengan kerja bakti di pagi hari, tetapi warga yang datang amatlah sedikit dan
pak lurah membantu untuk kegiatan kerja bakti ini, padahal sebelumnya kami
telah mensosialisasikan masalah kerja bakti dan penanaman tempat sampah organik dan non organik. Kerja
bakti dimulai dengan membersihkan lapangan yang menjadi lahan tempat pembuangan
sampah terakhir oleh warga. Cukup lama waktu yang dibutuhkan oleh kami untuk
membersihkan lapangan.
Penanaman
tempat sampah dibantu oleh aparat desa meliputi rt dan rw. Esok harinya
penanaman tempat sampah di kerjakan oleh mahasiswa laki-laki dan selesai pada
waktu sore hari. Kita menganjurkan warga untuk membuang sampah di tempat yang
telah kami sediakan. Warga sangat senang dengan diadakannya tempat sampah
organik dan non arganik ini karena dapat membuang sampah dengan jenis yang
berbeda.
Masalah
sampah telah menemukan solusinya, kemudian kami mendapat informasi pada waktu
acara pembukaan KKN di dusun malang nengah. Bahwa, dusun malang nengah yang
menjadi tempat kami mengabdi selama satu bulan, adalah langganan korban demam
berdarah. Karena lingkungan yang kotor dan jarang di lakukan kerja bakti
bersama oleh karenanya nyamuk aedes aegypti banyak bersarang di rumah-rumah
yang kotor dan banyak genangan airnya. Dari kasus tersebut pak Dr.Alfitra, S.H,
M.Hum selaku dosen pembimbing KKN kami mengusulkan untuk mengadakan fogging,
demi mengurangi angka korban demam berdarah.
Setelah
melakukan diskusi dan rapat kecil dengan seluruh anggota KKN akhirnya kami
memutuskan untuk melakukan kegiatan fogging serta penyuluhan atau sosialisasi
bahaya demam berdarah dengan mengundang narasumber dari puskemas sebagai
pembicara. Penyuluhan dilakukan sekaligus dengan kegiatan abatisasi(pembagian
bubuk obat abate pencegah jentik nyamuk).
Proses
kegiatan fogging dibantu pula oleh aparat desa meliputi rt rw dalam
pelaksanaannya. Kepala desa sendiri kurang ikut andil dalam kegiatan yang kami
buat. Mungkin terkendala kesibukan beliau sebagi kepala desa ciseeng, dan kami
pun memakluminya.
KKN
merupakan ajang melatih diri untuk mandiri dan berbaur dengan lingkungan yang
kita abdikan. Banyak pelajaran berharga yang tidak bisa dibayar dengan materi.
Pengalaman KKN ini akan selalu menjadi kenangan tersendiri untuk saya ceritakan
kepada anak cucu nanti. Semoga apa yang telah kelompok KKN kami lakukan selama
1 bulan mengabdi di dusun malang nengah desa ciseeng menjadi barokah dan
mendapatkan bermanfaat bagi warga desa.
Pesan :
· Selalu lakukan
kerjabakti setidaknya seminggu sekali guna mendapatkan lingkungan yang bersih
dan sehat agar terhindar dari segala macam penyakit khususnya demam berdarah
· Aktifkan kegiatan
pemberantasan sarang nyamuk(psn) dalam rangka peduli lingkungan
· Tingkat rasa
kepedulian pada lingkungan
· Tingkatkan rasa
asas gotong royong
Chandra Raenaldi
Mengabdi selama satu bulan di desa Ciseeng nampaknya memberikan pengalaman
berharga tersendiri bagi saya. Saat
pertama menginjakkan kaki di desa ini, hal pertama yang terlintas dalam benak
saya adalah “Apa yang akan saya lakukan, saya alami, dan saya bagi bersama
masyarakat di desa ini?”. Ya, pertanyaan biasa yang sering muncul dalam benak
seseorang yang memasuki dunia baru.
Awalnya, sebelum kuliah kerja nyata dimulai, saya sebagai mahasiswa jurusan
Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis merasa kurang nyaman untuk mengabdikan
ilmu yang saya dapat di bangku kuliah untuk di terapkan di desa. Banyak
anggapan dari saya maupun teman-teman satu jurusan bahwa kuliah kerja nyata ini
tidak memberikan kontribusi yang besar bagi kami di masa yang akan datang. Memang
tidak secara langsung memberikan dampak, tetapi ternyata kegiatan kuliah kerja
nyata ini mengajarkan sesuatu yang tidak diajarkan selama saya duduk di bangku
kuliah, bekerja sama dan bekerja dengan ikhlas.
Saya mempunyai 16
teman yang hidup bersama saya selama satu bulan di desa antah berantah yang
baru saya kenal, Ciseeng. Mereka adalah teman, keluarga, orang teraniaya, teman
bully-an, hingga tempat meminta
makanan. Mereka yang mengisi hari-hari saya, setidaknya membuat hari saya tidak
terasa kosong dengan ketiadaan keluarga, teman dekat, dan teman seperjuangan di
kampus.
Melakukan kuliah kerja nyata di desa Ciseeng ini memberikan banyak kesan
yang menyenangkan. Tidak hanya rasa kebersamaan antar anggota dan serunya
beradaptasi dengan lingkungan yang baru, tetapi berinteraksi dengan masyarakat
sebagai mahasiswa yang melakukan pengabdian merupakan suatu kenangan
tersendiri. Suatu pengalaman yang luar biasa bagi saya, takkan
terbalas dengan apapun, proses kedewasaan diri, membuka mata dan hati, serta
tali kekeluargaan akan terus terpatri menjadi bekal diri menjadi insan yang
jauh lebih baik.
Banyak pelajaran yang saya dapat dari pengabdian ini. Syukur Alhamdulillah
bisa bertemu orang-orang baru dengan berbagai karakter yang berbeda dan
teman-teman KKN yang saling mendukung satu sama lain. Dengan adanya KKN ini
saya juga belajar makna toleransi, saling menghargai, hingga bersungguh-sungguh
dalam menjalani tanggungjawab yang diberikan. Satu hal yang menjadi perhatian
saya ketika menjalani pengabdian di desa ini, yaitu dibutuhkannya keikhlasan
dalam melakukan sesuatu, misalnya mengajar anak-anak dan kerja bakti di hari
minggu, kedua hal yang tidak pernah saya lakukan di desa sendiri.
Halangan dan masalah yang terjadi selama satu bulan tidak membuat kelompok
kami menjadi terpecah. Kebersamaan antar anggota yang solid membuat semua
masalah yang terjadi mampu diselesaikan secara kekeluargaan. Ya, banyak
kejadian lucu dan seru selama satu bulan kami menjalankan KKN yang membuat rasa
kekeluargaan kami semakin erat. Saling bully
satu sama lain, makan bersama sambil bergosip, hingga meledek ketua kelompok
kami yang berhasil menggaet gadis desa telah menjadi rutinitas kami sehari
hari. Lucu memang, hanya dalam waktu beberapa minggu ketua kelompok kami
menemukan cintanya di desa ini, seorang gadis desa anak ketua RT setempat.
Tiga puluh dua hari pengabdian yang kami lakukan, semoga
mendatangkan suatu manfaat bagi masyarakat desa Ciseeng, sekecil apapun itu.
Walaupun kontribusi yang kami berikan saya anggap kurang cukup dengan
keterbatasan waktu yang ada, saya harap semua pelayanan dan pemberdayaan yang
kami berikan berdampak positif bagi kehidupan warga desa Ciseeng.
Finally, Kuliah Kerja Nyata (KKN) ini memberikan kesempatan bagi
kami, mahasiswa yang skripsi saja belum mengerjakan
(apalagi sarjana), untuk
merefleksikan kehidupan. Bahwa pada akhirnya, ilmu pengetahuan haruslah
bermuara pada perbaikan kondisi masyarakat. Tanpa hal itu, kami hanya akan
menjadi menara gading di tengah masyarakat. Menjulang tinggi (dengan ilmu
pengetahuan), namun tak berarti (untuk sekitar). Syukur Alhamdulillah kepada
Allah atas kesempatan pengabdian yang menyenangkan ini. Wassalam.
Almira Rahmawati
Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah bentuk kegiatan pengabdian kepada masyarakat oleh mahasiswa dengan pendekatan lintas keilmuan dan sektoral pada waktu dan daerah tertentu. Pelaksanaan kegiatan KKN biasanya berlangsung antara satu sampai dua bulan dan bertempat di daerah setingkat desa.
Dalam penerapan KKN selama kurun waktu sebulan, kami ditempatkan di desa Ciseeng, kota Bogor. Kecamatan Ciseeng dahulu merupakan sebuah Kemantren Putat Nutug Tahun 1986, dan secara definitif ditetapkan menjadi Kecamatan Ciseeng pada tahun 2001 setelah mendapat masukan dari para tokoh masyarakat. Pemilihan nama Ciseeng sebagai nama kecamatan karena menurut para tokoh masyarakat, bahwa nama Ciseeng lebih dikenal masyarakat luas dibandingkan dengan Putat Nutug. Pada saat itu telah ada pula rute transportasi angkutan umum dengan rute Ciseeng-Lebak Bulus, sehingga para tokoh bersepakat untuk menggunakan nama Ciseeng sebagai nama Kecamatan.
KKN yang diselenggarakan oleh LPM Kampus UIN Syarif Hidayatullah merupakan ajang bagi mahasiswa untuk hidup berbaur dan berbagi ilmu pengetahuan di masyarakat, selain itu di dalam KKN yang beranggotakan sekitar 15 orang kami bisa mengetahui sifat dan karakter teman-teman yang lain. Kesan pertama saya selama tinggal di desa Ciseeng, tidak banyak yang istimewa, antusias warga yang kurang dan tergolong individualis menjadi hambatan kami untuk bisa berbaur dengan mereka, tetapi semakin lama kami tinggal di desa tersebut, warga desa semakin mengerti arti kedatangan kami adalah misi dari lembaga permasyarakatan untuk mejalankan tugas sosial sebagai seorang mahasiswa.
Saya beranggapan ini bagian dari proses penyesuaian antara waktu, jarak, dan energi yang akan dilalu selama 30 hari kedepannya. Dalam Prosesnya menurut saya harus ada beberapa aspek penting yang di perhatikan dalam menjalankan kegiatan KKN ini yaitu, Pertama, sebagai wahana pembelajaran bagi para mahasiswa (peserta KKN) untuk mengaplikasikan berbagai teori yang diperolehnya selama dalam perkuliahan, sesuai dengan disiplin ilmunya masing-masing.Kedua, KKN dapat memberikan nilai tambah dalam rangka meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat. Ketiga, KKN merupakan media untuk membangun kemitraan antara lembaga perguruan tinggi yang bersangkutan dengan masyarakat, termasuk di dalamnya sebagai upaya untuk membangun citra sekaligus dapat dijadikan sebagai ajang promosi perguruan tinggi yang bersangkutan. Ada beberapa hal yang kami lakukan agar KKN kami berlangsung secara sukses, yaitu :
1.
Pendekatan
Sosial
Upaya kami untuk dapat mengintegrasikan
diri (meleburkan diri) ke dalam berbagai kegiatan masyarakat agar dapat
diterima dan berperan-serta dalam berbagai kegiatan masyarakat di tempat KKN.
2.
Interaksi
Sosial Dalam KKN
Dalam berinteraksi dengan masyarakat,
kami seyogyanya dapat membaca dan memahami sikap masyarakat terhadap kegiatan KKN.
Di dalam masyarakat sangat mungkin ditemukan sikap terhadap kegiatan KKN yang
beragam (termasuk sikap terhadap peserta KKN), ada yang cenderung positif, acuh
tak acuh atau bahkan negatif.
Selanjutnya, Pesan saya untuk warga
desa Ciseeng yaitu untuk memperhatikan lingkungan sekitar terutama masalah
SAMPAH yang dari dulu permasalahan ini sulit di atasi. Saran saya, jika ingin
hidup keluarga sehat, maka mulailah dari gaya hidup yang sehat, dan jangan terlalu terpaku oleh pemerintahan setempat.
Mulailah inisiatif untuk menjaga dan melakukan pola hidup yang sehat. Satu lagi
saran saya untuk pemerintahan desa setempat, untuk memperhatikan permasalahan
rakyat. Saya rasa banyak sekali keluhan warga yang belum sempat terapresiasi
oleh pemerintahan disana, program-program yang saya lihat didesa pun lebih
banyakanya diselenggarakan secara non-pemerintahan (tidak ada ikut canpur
tangan pemerintah) kecuali aparat desa setempat seperti RT / RW.
Program-program kecil tersebut seperti fogging, lomba 17-agustus, dll. Saya
rasa walaupun hanya hal kecil , tapi setidaknya hal kecil tersebut dapat
bermanfaat bagi warga jika pemerintah (kepala desa dll) ikut turut serta di
dalamnya.
Terdapat banyak sekali hikmah
yang dapat di ambil selama pelaksanaan KKN. bagaimana berbagi kepada masyarakat
kecil, menghargai, bersosialisasi langsung mengenai masalah masyarakat
setempat, dan mendapatkan teman baru. Sebagai orang yang baru pertama kali
merasakan tinggal di desa tanpa orang tua , hal ini akan saya jadikan
pengalaman hidup yang tidak akan pernah saya lupakan, tentang bagaimana
merasakan susah dan senangnya berada di desa Ciseeng. Saya juga berharap bahwa
apa yang telah kami sumbangsihkan kepada desa setidaknya kelak akan bermanfaat
dan dapat menjadi nilai acuan bagi kelompok KKN dari universitas manapun
khususnya bagi universitas UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Syukur alhamdulillah dengan diadakannya Kuliah Kerja Nyata (KKN) oleh Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta jelang akhir tahun 2014 ini membuat saya semakin merasakan bahwa mengabdi dan menjadikan diri sebagai seorang manusia yang bermanfaat untuk sesame, tidaklah semudah dengan bagaimana kami selaku mahasiswa belajar teori di kelas sehari-hari. Pada praktiknya di lapangan sungguh memang tidak sedikit hambatan yang kami khususnya saya pribadi lalui dan rasakan terkait banyak hal, baik dalam hal intern kelompok maupun ekstern kelompok.
Dalam intern kelompok banyak sekali perbedaan yang nampak nyata baik dari hal karakter, sifat, sikap permasing-masing individunya. Pada awalnya memang saya ‘kaget’ karena banyak juga kebiasaan dari teman-teman yang lain yang berbeda dengan keseharian saya, hal ini menuntut saya untuk menemukan jalan keluar untuk permasalahan itu, karena saya pikir baru saja awal KKN masih jauh waktunya sampai sebulan untuk bersama teman-teman saya yang dimaksud itu.
Merubah sikap seseorang untuk menjadi seperti apa yang kita kehendaki, saya kira memang tidak mungkin hanya dalam waktu satu bulan bersama, disini saya mencoba untuk menghadapi dia dengan karakternya yang tanda kutip dengan sebuah pengertian dan menyampaikan teguran perlahan, karena saya pikir mungkin saja saya tidak lebih baik dari dia yang seperti itu.
Saya selalu mencoba introspeksi diri sendiri, untuk tidak selalu menyalahkan dia. Walau pada faktanya ternyata yang merasakan hal ini tidak hanya saya seorang tapi hampir semua anggota kelompok pun juga rasakan. Tapi itulah manusia, berbeda-beda, unik. Buntunya, pikiran kita pasti mengatakan “semua ada hikmahnya”, dan saya pun sangat yakin pasti ada sesuatu yang Tuhan sisipkan pesan untuk saya dengan cara mengenalkan saya dengannya, setidaknya itulah yang akan saya ambil pembelajarannya untuk orang-orang yang saya sayangi, agar tidak seperti itu.
Saya ucapkan terima kasih karena dengan mengenal dia juga jadi menambah pengalaman saya dalam bergaul dan menghadapi tipikal manusia, karena dia juga saya bisa menambah kesan di kelompok ini. “Kamu dan kekamuanmu itu banyak memberi arti, dan teruslah menjadi lebih pribadi yang lebih baik di masa-masa berikutnya.” Aamiin.
Sementara apa yang terjadi di ekstern kelompok saya, tidak kalah membuat saya gemercik resah, karena kelompok saya mayoritas merasakan ketar-ketir perjuangan untuk melaksanakan per-program-kerjanya. Tapi saya sadar apa yang dipikirkan dan ingin dituangkan dalam kelompok masih banyak yang perlu diperbaiki, karena dalam hal ini kami bekerja sama, bukan kerja individu.
Teman saya juga macam-macam, ada yang harus digertak dulu baru kerja. Ada yang sudah inisiatif sendiri untuk mengerjakan, ada yang kerja sendiri tanpa konfirmasi, ada yang selalu semangat ikut perproker yang dijalankan, dan macam-macam lainnya. Karena itulah sedikit banyaknya selama satu bulan itu saya lebih tau mendalam bagaimana dan siapa yang saya hadapi dalam kelompok. Di kemudian hari mudah-mudahan harap saya. Kami selalu kompak dan bisa memperbaiki satu sama lainnya, dengan penuh semangat kekeluargaan.
Ya begitulah, dengan berbagai hal yang terjadi di kelompok KKN saya, tentunya hal ini menambah berharga dan menambah kesan untuk saya sendiri. KKN banyak mengajarkan pendewasaan diri, penyikapan permasalahan secara bijaksana dan juga belajar untuk membangun birokrasi yang santun dan melebur pada masyarakat desa dengan segala adat budaya 'kearifan lokalnya' yang patut dihargai tinggi.
Terlebih saya pribadi sangat bersyukur untuk masyarakat desa di seluruh lini yang telah membuka tangan selebar-lebarnya akan kehadiran kami ini, yang sebenarnya tidak membantu banyak untuk kesejahteraan warga di sana.
Dengan penuh kerendahan hati, saya dan teman-teman hanya melaksanakan tugas yang diamanahi untuk berbakti dan mengamalkan ilmu, kemudian mencoba menyampaikannya kepada warga dengan seluruh potensi yang kami miliki, sebagaimana adanya.
Akhir dari uraian kata-kata tak bermakna ini, Alhamdulillah, Alhamdulillah, alhamdulillah, KKN ini telah memberi saya pembelajaran tentang mental dan praktik akademik yang lebih mendalam. Semoga UIN Jakarta di kemudian hari dapat terus mengembangkan program ini dengan baik dan bermanfaat.
Wassalamu’alaikum wr. wb.
Ati Puspita
Syukur alhamdulillah dengan diadakannya Kuliah Kerja Nyata (KKN) oleh Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta jelang akhir tahun 2014 ini membuat saya semakin merasakan bahwa mengabdi dan menjadikan diri sebagai seorang manusia yang bermanfaat untuk sesame, tidaklah semudah dengan bagaimana kami selaku mahasiswa belajar teori di kelas sehari-hari. Pada praktiknya di lapangan sungguh memang tidak sedikit hambatan yang kami khususnya saya pribadi lalui dan rasakan terkait banyak hal, baik dalam hal intern kelompok maupun ekstern kelompok.
Dalam intern kelompok banyak sekali perbedaan yang nampak nyata baik dari hal karakter, sifat, sikap permasing-masing individunya. Pada awalnya memang saya ‘kaget’ karena banyak juga kebiasaan dari teman-teman yang lain yang berbeda dengan keseharian saya, hal ini menuntut saya untuk menemukan jalan keluar untuk permasalahan itu, karena saya pikir baru saja awal KKN masih jauh waktunya sampai sebulan untuk bersama teman-teman saya yang dimaksud itu.
Merubah sikap seseorang untuk menjadi seperti apa yang kita kehendaki, saya kira memang tidak mungkin hanya dalam waktu satu bulan bersama, disini saya mencoba untuk menghadapi dia dengan karakternya yang tanda kutip dengan sebuah pengertian dan menyampaikan teguran perlahan, karena saya pikir mungkin saja saya tidak lebih baik dari dia yang seperti itu.
Saya selalu mencoba introspeksi diri sendiri, untuk tidak selalu menyalahkan dia. Walau pada faktanya ternyata yang merasakan hal ini tidak hanya saya seorang tapi hampir semua anggota kelompok pun juga rasakan. Tapi itulah manusia, berbeda-beda, unik. Buntunya, pikiran kita pasti mengatakan “semua ada hikmahnya”, dan saya pun sangat yakin pasti ada sesuatu yang Tuhan sisipkan pesan untuk saya dengan cara mengenalkan saya dengannya, setidaknya itulah yang akan saya ambil pembelajarannya untuk orang-orang yang saya sayangi, agar tidak seperti itu.
Saya ucapkan terima kasih karena dengan mengenal dia juga jadi menambah pengalaman saya dalam bergaul dan menghadapi tipikal manusia, karena dia juga saya bisa menambah kesan di kelompok ini. “Kamu dan kekamuanmu itu banyak memberi arti, dan teruslah menjadi lebih pribadi yang lebih baik di masa-masa berikutnya.” Aamiin.
Sementara apa yang terjadi di ekstern kelompok saya, tidak kalah membuat saya gemercik resah, karena kelompok saya mayoritas merasakan ketar-ketir perjuangan untuk melaksanakan per-program-kerjanya. Tapi saya sadar apa yang dipikirkan dan ingin dituangkan dalam kelompok masih banyak yang perlu diperbaiki, karena dalam hal ini kami bekerja sama, bukan kerja individu.
Teman saya juga macam-macam, ada yang harus digertak dulu baru kerja. Ada yang sudah inisiatif sendiri untuk mengerjakan, ada yang kerja sendiri tanpa konfirmasi, ada yang selalu semangat ikut perproker yang dijalankan, dan macam-macam lainnya. Karena itulah sedikit banyaknya selama satu bulan itu saya lebih tau mendalam bagaimana dan siapa yang saya hadapi dalam kelompok. Di kemudian hari mudah-mudahan harap saya. Kami selalu kompak dan bisa memperbaiki satu sama lainnya, dengan penuh semangat kekeluargaan.
Ya begitulah, dengan berbagai hal yang terjadi di kelompok KKN saya, tentunya hal ini menambah berharga dan menambah kesan untuk saya sendiri. KKN banyak mengajarkan pendewasaan diri, penyikapan permasalahan secara bijaksana dan juga belajar untuk membangun birokrasi yang santun dan melebur pada masyarakat desa dengan segala adat budaya 'kearifan lokalnya' yang patut dihargai tinggi.
Terlebih saya pribadi sangat bersyukur untuk masyarakat desa di seluruh lini yang telah membuka tangan selebar-lebarnya akan kehadiran kami ini, yang sebenarnya tidak membantu banyak untuk kesejahteraan warga di sana.
Dengan penuh kerendahan hati, saya dan teman-teman hanya melaksanakan tugas yang diamanahi untuk berbakti dan mengamalkan ilmu, kemudian mencoba menyampaikannya kepada warga dengan seluruh potensi yang kami miliki, sebagaimana adanya.
Akhir dari uraian kata-kata tak bermakna ini, Alhamdulillah, Alhamdulillah, alhamdulillah, KKN ini telah memberi saya pembelajaran tentang mental dan praktik akademik yang lebih mendalam. Semoga UIN Jakarta di kemudian hari dapat terus mengembangkan program ini dengan baik dan bermanfaat.
Wassalamu’alaikum wr. wb.
Hal pertama yang
saya ingin sampaikan ketika pelaksanaan KKN ini telah saya jalani yaitu ucapan
syukur karena seluruh program kerja telah terlaksana dengan cukup baik. Tidak
hanya bermodalkan pengetahuan akademik yang saya dapatkan di kampus yang
diterapkan disini, namun juga pengetahuan-pengetahuan hidup kita sehari-hari.
Disini saya terjun langsung di sebuah lingkungan baru dan berhadapan dengan
orang-orang yang baru pula.
Pelaksanaan KKN
ini sangat berkesan menurut saya pribadi, membuat saya belajar banyak hal. Saya
mendapatkan pelajaran tentang kebersamaan, kekeluargaan, kekompakan dan
solidaritas. Saya juga belajar untuk bersosialisasi, bagaimana bekerja dalam
tim, belajar bertanggung jawab dalam suatu hal, belajar masak, belajar untuk
menjadi lebih dewasa dan masih banyak hal lainnya yang saya pelayari. Saya juga
mendapakan pengalaman baru yang sangat berharga dan teman-teman baru yang
mengasyikkan.
Pada awalnya
kegiatan KKN ini menjadi momok yang menakutkan bagi saya untuk saya jalani,
rasa malas pun menyelimuti, tidak terbayang rasanya berada 1 bulan di daerah
baru yang sebelumnya tidak pernah saya datangi, hidup dengan orang-orang baru,
jauh dari orang tua, dan jauh dari kegiatan sehari-hari layaknya berada di
rumah sendiri. Selain itu karena saya rasa, jurusan saya yaitu, akuntansi,
tidak cocok untuk melakukan KKN, dan keinginan saya yang lebih ingin melakukan
magang daripada KKN, menambah rasa malas ini. Namun, karena KKN ini merupakan
satu-satunya pilihan sebagai mata kuliah di semester akhir ini, maka mau tidak
mau saya mengambilnya. Namun, semakin hari rasa malas itu sedikit demi sedikit
sirna, saya justru berfikir untuk semangat menjalaninya agar KKN ini tidak
terasa seperti apa yang sebelumnya saya takuti.
Di kelompok KKN
saya, saya bertugas menjadi sekretaris, pelajaran pertama yang saya dapat,
yaitu mencoba untuk bertanggung jawab atas tugas yang telah dipercayakan pada
saya, selain bertanggung jawab menjadi sekretaris, saya juga bertanggung jawab
untuk program kerja “Penyuluhan Kesehatan Gigi”. Sebenarnya masih banyak
tanggung jawab lainnya yang saya emban disini, namun kedua tanggung jawab
menjadi sekretaris dan menjadi penanggung jawab program kerja “Penyuluhan
Kesehatan Gigi” adalah dua tanggung jawab yang paling besar menurut saya.
Mengetahui bahwa
selama sebulan ini saya akan menjalani hidup sehari-hari saya ditempat baru,
maka dibutuhkan adaptasi yang baik, karena saya juga hidup dengan teman-teman
baru berjumlah 16 orang yang berbeda sifat dan perilakunya, yang dipastikan
sulit untuk menyatukannya, dimana setiap orang memiliki egonya masing-masing.
Disini pelajaran lainnya yang saya dapatkan yaitu kekompakan, kebersamaan,
solidaritas dan kekeluargaan. Dimana semuanya berusaha untuk mengerti satu sama
lain, mencoba untuk menahan ego masing-masing demi kepentingan bersama dan
kelompok, serta membangun kekompakan dan solidaritas demi program-program kerja
yang sukses dan berhasil. Untuk mengerti satu sama lain, disini saya belajar
untuk memahami karakteristik masing-masing teman-teman saya. Ada banyak sekali
karakteristik yang dimiliki, dimana masing-masing orang sangat berbeda
karakteristiknya.
Dalam menjalankan
setiap program kerja pun, salah satu yang harus kita lakukan adalah melakukan
koordinasi dan sosialisasi. Dua hal ini merupakan hal penting dan utama dalam
menjalankan program kerja yang ada. Koordinasi dengan pihak-pihak terkait
seperti Kepala Desa, Ketua RW, Ketua RW, dan tokoh masyarakat yang ada di desa
lainnya, dapat membantu dan mempermudah jalannya program kerja kita. Selain itu
bersosialisasi dengan warga desa juga sangat diperlukan, untuk mendukung
kelancaran program kerja kita agar sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya
memenuhi target. Pelajaran lainnya pun saya dapatkan, yaitu pelajaran untuk
berkoordinasi dan bersosialisasi dengan baik kepada setiap orang.
Senang rasanya
dapat memberikan pelayanan dan pengabdian pada warga desa Ciseeng, tempat saya
melakukan KKN. Warga-warga nya yang ramah dan baik, anak-anak yang masih penuh
dengan semangat dan keceriaan, tokoh masyarakat dan pemerintah setempat yang
banyak membantu, membuat saya cukup sedih untuk meninggalkan desa ini pada saat
hari terakhir saya disini. Perasaan yang sangat berkebalikan dibandingkan
perasaan awal saya tiba disini. Cukup banyak kenangan yang akan selalu berada
di ingatan saya yang tidak akan saya lupakan.
Walaupun
pelayanan dan pengabdian ini belum seberapa untuk mereka. Namun saya tetap
berharap semoga apa yang telah saya dan kelompok saya lakukan di desa Ciseeng
ini dapat memberikan manfaat yang banyak bagi warga desa, dan segala pemberian
baik berupa layanan ataupun sarana yang saya dan kelompok saya berikan dapat
dimanfaatkan, digunakan dan dipelihara dengan sebaik mungkin oleh warga desa.
Selain itu untuk tim kelompok KKN selanjutnya yang akan melakukan KKN di desa
Ciseeng ini, semoga dapat melanjutkan dan mengembangkan apa yang telah kami
berikan untuk desa Ciseeng. Sekian dan Terimakasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar